Analisis Fenomenologis Terhadap Pembatasan Pembacaan Kitab Kidung Agung Dalam Konteks Ibadah Kristen Di Sekolah Tinggi Teolog Arastamar Bengkulu
Abstrak
The Song of Solomon is one of the books of Poetry. This book has been accepted into canonization as an inspired writing by God. This book gets a lot of attacks and criticisms as a book that does not deserve to be called the word of God because many sentences have erotic nuances, the phenomenological implications of this book rarely get a portion in readings in Christian Worship, even the majority of Christians suggest not to use the Song of Solomon as a reference. Reading in a general context and only read in a special class and the phenomenon occurs in the context of College Theology Students. In addition, the Song of Solomon also raises debates regarding the approach to reading the book. Through qualitative methods, specifically descriptive and phenomenological analysis. The results of this study indicate that the Song of Solomon needs to get a place in Christian worship readings, but before entering the general reading of the Song of Solomon it is necessary to study it specifically to avoid misunderstanding the theological meaning in every word and sentence that has an erotic feel.
Kitab Kidung Agung adalah salah satu kitab Puisi. Kitab ini telah diterima dalam kanonisasi sebagai tulisan yang diilhamkan oleh Allah. Kitab ini banyak mendapatkan serangan dan kritikan sebagai kitab yang tidak pantas disebut sebagai firman Allah karena ada banyak kalimat yang bernuansa erotis, implikasi secara fenomenologis kitab ini jarang mendapatkan porsi dalam pembacaan di Ibadah Kristen, bahkan mayoritas umat Kristen menyarankan untuk tidak menggunakan kitab Kidung Agung sebagai pembacaan dalam konteks umum dan hanya dibaca dalam kelas khusus dan fenomena tersebut terjadi dalam konteks Mahasiswa Sekolah Tinggi Teologi. Selain itu kitab Kidung Agung juga menimbulkan perdebatan dalam hal pendekatan pembacaan kitab. Melalui metode kualitatif secara khusus melakukan analisis deskriptif dan fenomenologis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kitab Kidung Agung perlu mendapatkan tempat dalam pembacaan di ibadah Kristen, namun sebelum memasuki pembacaan umum kitab Kidung Agung perlu dipelajari secara khusus untuk menghindari kesalahpahaman makna teologis dalam setiap kata dan kalimat yang bernuansa erotik.
Referensi
Balchin, J., Cotterell, P., Evans, M., Kirby, G., Knight, P., & Derek, T. (2000). Intisari Perjanjian Lama (R. Rimba, Penerj.). Persekutuan Pembaca Alkitab.
Christimoty, D. N. (2019). Teologi Ibadah dan Kualitas Penyelenggaraaan Ibadah: Sebuah Pengantar. PASCA : Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, 15(1), 1–7. https://doi.org/10.46494/psc.v15i1.62
Gertz, J. C., Angelika, B., Schimd, K., & Witte, M. (2017). Purwa Pustaka: Eksplorasi Ke Dalam Kitab-Kitab Perjanjian Lama Dan Deuterokanonika (R. Setio & A. Susanto, Penerj.; 1 ed.). BPK Gunung Mulia.
Hamzah, A. (2020). Metode Penelitian Fenomenologi: Kajian Filsafat Dan Ilmu Pengetahuan (N. R. Azizah, Ed.; 1 ed.). Literasi Nusantara.
Hubbard, D. A. (2008). Kidung Agung. Dalam J. D. Douglass (Ed.), Ensiklopedi Alkitab Masa Kini: Vol. II (X, hlm. 559). YKBK.
Johnston, P. (2011). IVP Introduction to the Bible (I. Kriswanda, F. S. S, & B. Simanjuntak, Ed.; C. Nugroho, Penerj.; 1 ed.). Kalam Hidup.
Kartika, C. (2019). Pedagogi Ilahi: Pandangan Origen tentang Pengaruh Pembacaan Kitab Suci sebagai Pembentuk Nilai Kehidupan. Indonesian Journal of Theology, 7(1), 72–87. https://doi.org/10.46567/ijt.v7i1.6
Kelelufna, J. H. (2020). Cantik Adalah Berkulit Hitam dan Berambut Keriting: Membaca Kidung Agung 1:5-6 dan 4:1 dari Kaca Mata Orang Maluku. KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi, 6(1), 23–42. https://doi.org/10.37196/kenosis.v6i1.81
Kelelufna, J. H. (2021). Analisis Bahasa Kitab Kidung Agung: Suatu Upaya Melacak Peredaksian. DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani, 6(1), 65–86. https://doi.org/10.30648/dun.v6i1.438
Natar, A. N. (2015). Realitas perempuan dalam Kidung Agung menurut teologi feminis. DISKURSUS-JURNAL FILSAFAT DAN TEOLOGI STF DRIYARKARA, 14(2), 249–269. https://journal.driyarkara.ac.id/index.php/diskursus/article/view/12
Sipahutar, R. C. H. P. (2019). KESETARAAN: SOLUSI PERBAIKAN BANGSA (INTERPRETASI KRITIS KIDUNG AGUNG 7:10 – 8:4 DALAM PERSPEKTIF GENDER). Jurnal Teologi Cultivation, 3(2), 1–17. https://doi.org/10.46965/jtc.v3i2.264
Soendari, T. (2012). Metode Penelitian Deskriptif. Bandung, UPI. Stuss, Magdalena & Herdan, Agnieszka, 17.
Sopacoly, M. M. (2020). Merayakan Cinta Berdasarkan Kidung Agung 1:9-17. DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani, 4(2), 234–253. https://doi.org/10.30648/dun.v4i2.290
STTAB, M. (2021, November 15). Survey Pembacaan Kitab Kidung Agung Dalam Ibadah Kristen (I. K. Halawa, M. Dilla, W. Waharman, E. M. Ayawaila, & M. N. Supriadi; BPP STTAB) [Qusioner]. Dokumen BPP STTAB. https://drive.google.com/file/d/1oJRmZpH0Ab7EJvj1TlOZ26KthVO23T8S/view?usp=sharing
Tiwery, W. Y. (2015). Desire of Love: Menafsir Kidung Agung 7: 10–8: 4. Gema Teologi, 39(1), 1–14. http://journal-theo.ukdw.ac.id/index.php/gema/article/view/190/179
Wijaya, A. P. (2017). Tafsir Alegoris, Konstruksi Teologis, dan Unsur Erotis dalam Kitab Kidung Agung. Indonesian Journal of Theology, 4(2), 237–256. https://doi.org/10.46567/ijt.v4i2.42
Woustra, S. (2009). Kidung Agung. Dalam C. F. Pfeiffer & E. F. Harrison (Ed.), & H. Nugroho, P. Adiwijaya, Y. Suahadi, E. Letik, & N. Hasiel (Penerj.), The Wycliffe Bible Commentary: Vol. II (1 ed., hlm. 397). Gandum Mas.