Pendidikan Agama Kristen dalam Ruang Publik Virtual: Sebuah Analisis Pemikiran Jürgen Habermas
Abstrak
The digital era is an era where everything is done digitally, be it science or the journey of human spirituality. With the presence of digital space simultaneously there is also a public space in virtual form. In the past, humans were referred to as social creatures, in this digital era, humans are also referred to as digital creatures. So that the teaching of Christian religious education does not only stop in the private sphere, which is carried out in the church, but can also be done in a digital virtual sphere. By using a literature-based qualitative method, the author analyzes Habermas' thoughts on the public sphere. From the results of the analysis, it was found that in today's digital era, the public sphere in the digital realm is part of the virtual public sphere, in which the journey of human spirituality is carried out. Human interaction in the digital era does not only occur in physical public sphere, but also occurs in virtual public sphere. Therefore, this paper will examine Christian Religious Education in a virtual public space which of course starts from the analysis of the thoughts of Jürgen Habermas, a German philosopher and sociologist regarding the Public Sphere, then the author will discuss abaut Christian Religious Education in the public sphere a critical review. On Christian Religious Education in the private sphere, which then ends with the conclusion of this research
Era digital menjadi era di mana segala sesuatu dilakukan secara digital baik itu ilmu pengetahuan maupun perjalanan spiritualitas manusia. Dengan hadirnya ruang digital, secara bersamaan hadir juga ruang publik dalam bentuk virtual. Yang dulu manusia disebut sebagai makhluk sosial, di era digital ini, manusia juga disebut sebagai makhluk digital. Sehingga pengajaran pendidikan agama Kristen pun tidak hanya berhenti pada ruang privat yakni dilakukan di dalam gereja, melainkan juga dapat dilakukan dalam ruang virtual digital. Dengan menggunakan metode kualitatif berbasis kepustakaan, penulis menganalisis pemikiran Habermas mengenai ruang publik. Dari hasil analisis, didapatkan bahwa di era digital sekarang ini, ruang publik dalam ranah digital merupakan bagian dari pada ruang publik virtual, yang di dalamnya perjalanan spiritualitas manusia dilakukan. Interaksi manusia di era digital tidak hanya pada ruang publik secara fisik, melainkan juga terjadi dalam ruang publik virtual. Dari sinilah penulis menggunakan ruang publik virtual atau virtual public sphere. Oleh karena itu, tulisan ini akan mengkaji mengenai Pendidikan Agama Kristen dalam ruang publik virtual yang tentunya dimulai dari analisis pemikiran Jürgen Habermas seorang filsuf sekaligus sosiolog asal Jerman mengenai Ruang Publik (Public Sphere), kemudian penulis akan membahas mengenai PAK dalam ruang publik sebuah tinjauan kritis terhadap Pendidikan Agama Kristen dalam ruang privat, yang kemudian diakhiri dengan kesimpulan dari penelitian ini.
Referensi
Abdullah, M. Amin. “Menengok Kembali Agama Di Ruang Publik.” Jurnal Sosiologi Agama: Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama dan Perubahan Sosial 11, no. 2 (2017): 157–184.
Adiprasetya, Joas. Labirin Kehidupan: Spiritualitas Sehari-Hari Bagi Peziarah Iman. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016.
Andalas, Mutiara. “Irupsi Generasi Beriman Digital Z Dan Disrupsi Katekese Kebangsaan.” Diskursus-Jurnal Filsafat dan Teologi 18, no. 1 (2022): 70–93.
Anjaya, Carolina Etnasari, and Yonatan Alex Arifianto. “Konstruksi Identitas Kekristenan Sejati Dalam Ruang Publik Virtual.” KHARISMATA: Jurnal Teologi Pantekosta 4, no. 2 (2022): 199–210.
Butler, Judith, Jürgen Habermas, Charles Taylor, and Cornel West. The Power of Religion In The Public Sphere. New York: Columbia University Press, 2011.
Finlayson, James Gordon. Habermas A Very Short Introduction. New York: Oxford University Press, 2005.
Habermas, Jürgen. Religion and Rationality: Essay on Reason, God, and Modernity. Cambridge: Polity Press, 2002.
———. The Future of Human Nature. Malden: Polity Press, 2003.
———. The Strutural Transformation of the Public Sphere. Britain: Polity Press, 1989.
Hamzah, Amir. Metode Penelitian Kepustakaan. Literasi Nusantara, 2020.
Hardiman, F. Budi. Aku Klik Maka Aku Ada: Manusia Dalam Revolusi Digital. Yogyakarta: Kanisius, 2021.
———. Menuju Masyarakat Komunikatif: Ilmu, Masyarakat, Politik Dan Postmodernisme Menurut Jürgen Habermas. Yogyakarta: Kanisius, 2009.
Mohanta, Bhagyashree, Pragyan Nanda, and Srikanta Patnaik. “New Paradigm of Industry 4.0: Internet of Things, Big Data & Cyber Physical System.” In Management of V.U.C.A. (Volatility, Uncertainty, Complexity and Ambiguity) Using Machine Learning Technigues in Industry 4.0 Paradigm. Vol. 64. Springer, 2020.
Nasrullah, Rulli. “Internet Dan Ruang Publik Virtual, Sebuah Refleksi Atas Teori Ruang Publik Habermas.” Komunikator 4, no. 1 (2014): 26–35.
Nasution, Latipah. “Hak Kebebasan Berpendapat Dan Berekspresi Dalam Ruang Publik Di Era Digital.” ADALAH: Buletin Hukum dan Keadilan 4, no. 3 (2020): 37–48.
Sidjabat, Binsen Samuel. “Meretas Polarisasi Pendidikan Kristiani: Sebuah Pengantar Tentang Arah Pendidikan Kristiani Di Gereja, Akademia Dan Ruang Publik.” Indonesian Journal of Theology 7, no. 1 (2019): 7–24.
Supriadi, Yudi. “Relasi Ruang Publik Dan Pers Menurut Habermas.” Kajian Jurnalisme 1, no. 1 (2017): 1–20.
Wowor, Jeniffer Pelupessy. “Partisipasi Pendidikan Kristiani Di Ruang Publik Dalam Menunjang Deradikalisasi.” KURIOS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen) 7, no. 1 (2021): 108–122.